Search

Selasa, 26 Juli 2016

MAKALAH MINYAK ATSIRI SERAI “CITRONELLA OIL”



MAKALAH  MINYAK  ATSIRI  SERAI “CITRONELLA  OIL”
DISUSUN OLEH :

1.    ALFANIRI  ZIKON                            (03)
2.    DANIS  APRIANTO  PUTRA  (09)
3.    FATWA  SABILLA  SOFYANY        (15)
4.    MAKHRIFA  SYANINA                (21)
5.    PAMUNGKAS  PUJIANTO     (27)
6.    SURYONO                                           (33)

KELAS 2TPHP2

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
JL. KADAR MARON KOTAK POS 104 TEMANGGUNG 56221
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul `Minyak Atsiri Serai`. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sri Wahyuni selaku guru mata pelajaran kimia yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah memberi saran, baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Pada bagian akhir, saya memberi saran bagaimana baiknya menanggulangi atau mengurangi adanya limbah kaca yang ada di Indonesia.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
Terima kasih




Penyusun


BAB I         PENDAHULUAN

        I.            LATAR BELAKANG
Kebutuhan minyak atsiri di dunia semakin tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan industri modern seperti industri parfum, kosmetik, makanan, aroma terapi dan obat-obatan. Minyak atsiri saat ini sudah dikembangkan dan menjadi komoditas ekspor Indonesia, salah satu contohnya adalah serai wangi.
Minyak serai wangi terbuat dari tanaman serai. Serai atauserai adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang dimanfaatkan sebagaibumbu dapur untuk mengharumkan makanan. Secara umum, serai dibagi menjadi 2 jenis, yaitu serai dapur (lemongrass) dan serai wangi (sitronella). Keduanya memiliki aroma yang berbeda. Minyak serai yang selama ini dikenal di Indonesia merupakan minyak serai wangi (citronella oil) yang biasanya terdapat dalam komposisi minyak tawon dan minyak gandapura. Minyak serai adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan jalan menyuling bagian atas tumbuhan tersebut. Minyak serai dapat digunakan sebagai pengusir (repelen) nyamuk, baik berupa tanaman ataupun berupa minyaknya. Kandungan serai antara lain adalah sitronela, yang tidak disukai oleh nyamuk. Maka dari itu, serai dapat dibuat menjadi obat nyamuk dan serangga lainnya.
Minyak serai wangi didapat dari ekstrak minyak atsiri yang terdapat di bagian batang dan daun serai wangi. Metode pembuatan minyak serai dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode destilasi dan skoletasi. Dari percobaan yang dilakukan, hasil minyak atsiri terbanyak didapat dengan mendestilasi tanamanan serai secara bertingkat menggunakan pelarut aquades, sehingga didapat minyak serai sebanyak 60mg dari 100g tanaman serai.  
Minyak atsiri semakin lama semakin dibutuhkanseiring dengan meningkatnya perkembangan industri modern seperti industri parfum, kosmetik, makanan, aroma terapi dan obat-obatan. Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatil oil ) yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak atsiri saat ini sudah dikembangkan dan menjadi komoditas ekspor Indonesia yang meliputi minyak atsiri dari nilam, akar wangi, pala, cengkeh, serai wangi, kenanga, kayu putih, cendana, lada, dan kayu manis.
Menurut Richards (1944), minyak atsiri bisa didapatkan dari bahan-bahan diatas yang meliputi pada bagian daun, bunga, batang dan akar. Minyak atsiri mempunyai sifat-sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir  (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanamannya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri dalam industri digunakan untuk pembuatan kosmetik, parfum, antiseptik, obat-obatan, “flavoring agent” dalam bahan pangan atau minuman dan sebagai pencampur rokok kretek serta sebagai aromatheraphy.
Dari sekian bahan atsiri diatas yang selama ini mulai tidak dikembangkan adalah minyak atsiri dari serai wangi, karena untuk mendapatkan minyak atsiri tersebut membutuhkan waktu yang relatif lama. Tanaman serai dibagi menjadi tiga jenis yaitu serai wangi (Cymbopogon winterianus), serai dapur (Cymbopogon flexuosus). Pada penelitian ini digunakan serai wangi karena sudah umum digunakan oleh peneliti – peneliti terdahulu. Selain itu juga serai wangi memiliki bau yang khas daripada serai dapur. Karena minyak atsiri sebagai minyak untuk terapi, karenaitu aroma sangat diperlukan pada percobaan kali ini.
Pada percobaan ini, Metote destilasi dan sokletasi dilakukan agar minyak pada serai terpisah dari batang dan daun serai wangi. Air digunakan sebagai pelarut yang melarutkan minyak pada daun dan batang serai wangi.
     II.            TANAMAN SERAI
Minyak atsiri merupakan minyak terbang (volatile), hasil metabolit sekunder dalam tumbuhan. Dapat ditemukan di akar, kulit batang, daun, bunga dan bji. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri yang terbesar di dunia terdapat 40 jenis minyak atsiri yang sudah dikenal, 20 diantaranya adalah minyak potensial yang telah berkembang di pasar serta bernilai ekonomi tinggi. Sementara, masih terdapat sumber-sumber minyak atsiri baru yang terus digali agar beprospek bagi pengguna. Hai ini didukung juga  oleh adanya ketersediaan lahan di Indonesia. Salah satu contoh minyak atsiri sangat menjajikan yaitu sereh wangi
Serai wangi (Cymbopogon nardus. L) merupakan salah satu jenis tanaman minyak atsiri, yang tergolong sudah berkembang. Dari hasil penyulingan daunnya diperoleh minyak serai wangi yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil. Minyak serai wangi Indonesia dipasaran dunia terkenal dengan nama “Citronella Oil of Java”. Volume ekspor minyak serai wangi beberapa tahun terakhir mengalami penurunan, Pada tahun 2002 mencapai 142 ton dengan nilai 1.066.000 US $ dan pada tahun 2004 sebesar 114 ton dengan nilai ekspor sebesar 700.000 US $ (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006).
Tanaman serai wangi berasal dari kelompok jenis rumput-rumputan. Klasifikasi tanaman ini sebagai berikut:
Divisi
Spermatophyta
Subdivisi
Angiospermae
Kelas
Angiospermae
Subkelas
Monocotyledonae
Ordo
Graminales
Famili
Panicodiae
Subfamili
Panicodiae
Tribe
Andropoginae
Genus
Cymbopogon
Spesies
Cymbopogon nardus L.

Secara umum tanaman serai wangi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Tumbuh berumpun.
2.    Akar serabut dengan jumlah yang cukup banyak. Akarnya mampumenyerap unsur hara di dalam tanah cukup baik sehingga pertumbuhannya lebih cepat.
3.    Daun pipih memanjang menyerupai daun alang-alang. Panjang daun dapat mencapai 1meter. Melengkung antara pertengahan daun hingga ujung. Bile pertumbuhan normal, lebar daun berkisar 1-2 cm.
4.    Bila daunnya diremas tercium aroma khas serai wangi.
5.    Warna daun hijau muda sampai hijau kebiru-biruan.
6.    Batang berwarna hijau dan merah keunguan.
Di Indonesia, tanaman serai memiliki nama daerah yang berbeda-beda,
 Sumatra : Aceh: sere mangat2, Gayo: sere, Toba: sange-sange, Minangkabau: serai, Lampung: sorai.
Jawa: Sunda: sereh, Jawa dan Madura: sere
Nusa Tenggara: Bali: see, Bima: pataha’mpori, Sumba: kendoung witu, Roti: nau sina, Timor: bu muke, Leti: tenian nalai
Kalimantan: Sampit: serai, Kenya: belangkak, Tidung: salai
Sulawesi: Bantam: tonti, Gorontalo: timbuala, Buol: langilo, Baree: tiwo embane, Makasar dan Bugis: sare
Maluku: Kai: rimanil, Goram: dirangga, Seram: tapisa-pisa, Ambon: hisa-hisa, Ulias: hisa, Nusalaut: isalo, Buru: bisa, Halmahera: hewuwu, Ternate: garama kusu, Tidore: baramakusu
Sedangkan di mancanegara, tanaman serai wangi dikenal dengan nama Citronella Gross.
Para petani penanam serai sitronella di Jawa Barat, masih membedakan “Java Type” kedalam 4 subvarietas, yaitu:
Þ     Wangi            : garis warna tepi daun tidak jelas, warna daun hijau muda, lemas, pendek (kurang dari 1 m), rendemen minyak tinggi (1-1,5%),kadar citronellol dan geranioltinggi;
Þ     Rose              : garis tepi daun merah muda, daun lebar, rendemen minyak sedang (0,8-1%), kadar tinggi.
Þ     Tembaga       : garis tepi daun ungu, daun kaku, rendemen minyak rendah, kadar di batas mutu persyaratan ekspor.
Þ     Balon             : daun kaku, warna hijau keabuan, aroma tercium, rendemen minyak rendah, tahan pada cuaca kering, kadar tidak memenuhi kualitas ekspor.
Kandungan kimia
Daun :  daun sereh dapur mengandung 0,4%  minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral, sitronelol (66-85%), α-pinen, kamfen, sabinen, mirsen,β-felandren, p-simen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, α-terpineol, geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten,  metil heptenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat,β-elemen, β-kariofilen, β-bergamoten, trans-metilisoeugenol, β-kadinen, elemol, kariofilen oksida.1,2,15)
Pada penelitian lain pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen utama (+) sitronelol, geranial (lebih kurang 35% dan 20%), disamping itu terdapat pula geranil butirat, sitral, limonen, eugenol, dan metileugenol.)
Kandungan Minyak
Minyak serai wangi jenis mahapengiri memiliki komponen sebagai berikut ; Sitronelal 32-45%, Geraniol 12-18%, Sitronelol 11-15%, Geranil asetat 3-8%, Sitronelil asetat 2-4%, Sitral, Khavikol, Eugenol, Elemol, Kadinol, Kadinen, Vanilin, Limonen dan Kamfen4.
Minyak serai wangi memiliki 3 komponen utama yaitu sitronelal, geraniol dan sitronelol serta senyawa ester dari geraniol dan sitronelol. Bahan-bahan tersebut merupakan bahan dasar pembuatan minyak wangi/parfum dan juga produk-produk farmasi. Abu dari daun dan tangkainya mengandung 49% silica yang merupakan penyebab desikasi (keluarnya cairan tubuh secara terus-menerus) pada kulit serangga sehingga serangga akan mati kekeringan.
Sitronelal (C10H16O)bila direaksikan dengan sejumlah senyawa yang bersifat asam seperti silica gel, anhidra asetat, dan sebagainya akan mengalami siklisasi menjadi isopulegol dan sejumlah isomer (isopulegol sebagai produk utama). Bila isopulegol dihidrogenasi dengan Raney Ni akan menghasilkan menthol. Salah satu pabrik di Prancis mengkonsumsi menthol sintetik sekitar 10% dari produk total minyak serai wangi dunia, tipe mahapengiri. Penggunaan yang penting dari sitronelal adalah untuk pembuatan hidroksi sitronelal melalui hidrasi. Senyawa hidroksi sitronelal tidak diperoleh secara alami tetapi senyawa tersebut merupakan salah satu senyawa sintetik yang berperan penting dalam pewangian. Senyawa tersebut memiliki bau yang harum seperti floral-lily dan digunakan secara luas dalam produk pewangi misalnya sabun dan kosmetika. Beberapa orang menyebut dengan julukan king of the perfumes.

   III.            MANFAAT MINYAK SERAI
Manfaat Serai Untuk Kesehatan
1.      Kolesterol sehat:
Sereh memiliki sifat anti-hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia , yaitu mendukung kadar kolesterol yang sehat. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sereh secara rutin memberikan hasil signifikan dalam mempertahankan tingkat sehat trigliserida dan mengurangi kolesterol LDL dalam tubuh. Ini akan membantu mencegah akumulasi lipid dalam pembuluh darah,  dan meningkatkan aliran darah yang terhalang di arteri sehingga mencegah aterosklerosis dan berbagai gangguan jantung.
2.      Detoksifikasi:
Sereh dapat membantu membersihan racun berbahaya keluar dari tubuh, karena sifat diuretiknya. Detoksifikasi akan membantu kelancaran fungsi  berbagai organ tubuh,  termasuk hati dan ginjal serta membantu menurunkan kadar asam urat. Efek diuretik serai akan membantu meningkatkan jumlah dan frekuensi buang air kecil, sehingga membantu menjaga kesehatan pencernaan.
3.      Anti Kanker:
Sereh efektif untuk mengobati berbagai jenis kanker tanpa mempengaruhi sel-sel tubuh yang normal dan sehat. Penelitian membuktikan aktivitas anti kanker sereh yang telah menunjukkan hasil menjanjikan dalam pencegahan kanker kulit. Penelitian lain juga telah menunjukkan sereh juga membantu untuk menghambat pertumbuhan sel kanker hati fase awal dan mencegah pembentukan lebih lanjut. Efek lainnya Yang diketemukan  adalah juga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker pay* dara.
4.      Mencegah infeksi akibat Staphylococcus aureus:
Studi telah membuktikan bahwa minyak atsiri dalam sereh memiliki aktivitas anti biofilm , yang bermanfaat pencegahan terhadap infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Sereh mengandung fenol yang memiliki kemampuan menyebar dengan cepat melalui jaringan tubuh,  dan menyembuhkan biofilm yang terletak di mana saja pada tubuh. Sereh akan mengganggu pertumbuhan dan komunikasi kuman, sehingga akan membantu menghambat pembentukan biofilm. Minyak esensial dari sereh berguna untukpenggunaan topikal maupun internal untuk penyakit yang didiagnosis dengan biofilm seperti penyakit Lyme.
5.      Gangguan Perut:
Penelitian telah menunjukkan bahwa minyak atsiri dalam sereh memiliki sifat anti mikroba dan anti-bakteri yang membantu memerangi infeksi yang disebabkan oleh berbagai bakteri patogen seperti Helicobacter pylori dan Escherichia coli. Sereh bermanfaat untuk pencegahan gangguan gastro intestinal seperti ulkus lambung, membantu merangsang fungsi usus dan memperbaiki pencernaan. Sifat anti inflamasi sereh bermanfaat untuk mengobati sembelit, ulcerative colitis, diare, mual dan perut nyeri.
6.      Menyembuhkan Insomnia:
Sereh juga bermanfat untuk menenangkan otot dan saraf, sehingga dapat membantu mendorong tidur yang nyenyak. Penelitian telah menunjukkan bahwa teh sereh memiliki sifat sedatif dan hipnotik,  yang membantu meningkatkan waktu dan kualitas tidur.
7.      Gangguan Pernapasan:
Sereh banyak digunakan sebagai obat untuk pengobatan batuk dan pilek. Seiring dengan senyawa sehat lainnya, yaitu  vitamin C  dalam serai membantu mengatasi penyumbatan hidung karena flu dan gangguan pernafasan lainnya seperti asma bronkial.

8.      Mengatasi Demam:
Sereh juga dikenal sebagai obat penurun panas, yaitu memilik efek yang menguntungkan untuk menurunkan demam. Efek anti-piretik(mengeluarkan keringat)  sereh secara luas digunakan dalam pengobatan untuk menyembuhkan demam, yaitu untuk merangsang keluarnya keringat.
9.      Infeksi:
Sereh juga dapat bekerja sebagai antiseptik, dan efektif mengobati infeksi seperti kurap, luka, kaki atlet, kudis dan infeksi saluran kemih yang dihubungkan dengan sifat anti-mikroba dan anti-jamur dari sereh. Penelitian menunjukkan bahwa serai memiliki efek penyembuhan pada infektivitas dermatologi, seperti infeksi jamur dengan jalan menghambat pertumbuhan patogen. Studi lain memberikan bukti kemanjuran sereh yang mendukung atas thyme, nilam dan minyak kayu cedar untuk mengobati berbagai penyakit seperti candidias lisan atau gatal karena jamur pada organ intim wanita.
10.  Mengurangi Nyeri:
Sereh bisa membantu mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh sakit kepala dan migrain karena sifat analgesik yang dimilikinya. Fitonutrien yang terdapat pada serai dapat meningkatkan sirkulasi darah dan membantu dalam mengurangi kejang, kram otot, keseleo dan sakit punggung. Sereh sangat membantu untuk mengobati  luka dan memar.
11.  Sistem Saraf:
Sereh telah terbukti bisa menjadi tonik yang sangat baik untuk sistem saraf. Sereh dapat merangsang pikiran dan membantu untuk mengatasi kejang-kejang, gugup, vertigo dan berbagai gangguan saraf seperti Alzheimer dan penyakit Parkinson. Sereh digunakan untuk mandi terapi,  yang akan membantu untuk menenangkan saraf,  mengurangi gejala depresi dan kelelahan yang disebabkan oleh stres.
12.  Diabetes tipe 2:
Sereh telah terbukti bermanfaat untuk mengobati diabetes tipe-2. Penelitian telah menunjukkan bahwa serai dapat membantu menjaga tingkat insulin dan meningkatkan toleransi glukosa dalam tubuh.
13.  Rematik:
Sereh efektif digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh rematik. Sereh dapat dioleskan pada pinggang dan bagian yang sakit karena rematik atau keseleo.
14.  Sistem kekebalan:
Sereh dapat membantu memulihkan sistem penting dalam tubuh, seperti pencernaan, respirasi, ekskresi dan sistem saraf. Sereh juga membantu penyerapan nutrisi yang lebih baik, serta memperkuat mekanisme sistem  kekebalan tubuh.
15.  Perawatan kulit:
Sereh bermanfat sebagai tonik kulit, dan sebagai pembersih yang efektif untuk kulit berminyak atau berjerawat karena sifat astringent dan antiseptik. Hal ini karena sereh memperkuat jaringan kulit dan mengencangkan pori-pori , serta sifat sterilisasinya.
16.  Kesehatan seluler tubuh:
Sereh mengandung zat antioksidan , sehingga membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Sereh membantu membersihkan darah dan memperkuat limpa untuk membuang sel-sel darah merah yang kotor. Mendukung fungsi kelenjar timus yang membantu untuk menghasilkan sel darah putih. Sereh juga membantu merangsang regenerasi sel. Folat dan kalium pada batang dan daun sereh berperan dalam membantu pembentukan DNA dan mempromosikan pembelahan sel.
17.  Aromaterapi:
Ramuan Sereh terdiri dari senyawa sehat minyak esensial, seperti nerol, sitronelol, myrcene, dipentene, geraniol dan metil heptenone yang memiliki sifat anti-jamur, insektisida dan antiseptik. Minyak banyak digunakan untuk aromaterapi karena efek terapeutik yang akan membantu merevitalisasi dan menyegarkan tubuh.  Minyak sereh memiliki zat alami yang akan membantu merangsang sirkulasi darah dan meremajakan jaringan kulit. Hal ini juga membantu untuk mengangkat dan mengencangkan kulit yang lesu dan lelah.
18.  Obesitas:
Sereh mengandung citral yang telah terbukti efektif untuk mengatasi obesitas. Hal ini akan mencegah akumulasi lemak dalam perut,  dan mempromosikan penggunaan energi yang tersimpan, sehingga membantu mencegah kenaikan berat badan. Sereh membantu metabolisme tubuh serta meningkatkan oksidasi lemak dalam tubuh.
19.  Bau badan:
Sereh juga digunakan dalam pembuatan deodoran,  karena sifat pembersih dan sifat anti-bakteri yang akan membantu memerangi bau badan yang tidak sedap serta  mencegah infeksi jamur dan bakteri. Sereh juga dapat ditambahkan untuk merendam kaki yang sakit atau berbau.
20.  Penggunaan Kuliner:
Selain untuk obat-obatan tradisional, serai umumnya digunakan pada masakan Asia, terutama masakan Indonesia, Vietnam, Thailand dan Malaysia. Sereh umumnya digunakan untuk menambah rasa pada minuman seperti teh, memasak kare, sup dll.
21.  Kegunaan lain dari serai
Sereh juga banyak digunakan dalam pembuatan parfum, deodoran, poles dan lilin. Sereh juga digunakan untuk menambahkan keharuman pada sabun dan produk kosmetik. Pembuatan sampo dan produk perawatan hewan peliharaan pun menggunakan sereh,  hal ini karena efeknya terhadap kutu .
Efek Samping Minyak sereh
Meskipun aman, namun penggunaan teh herbal sereh yang terbuat dari sereh dapat mengakibatkan reaksi alergi pada beberapa orang. Jika ada gejala alergi, dianjurkan untuk segera menghentikan penggunaan dan mencari bantuan medis segera.
Minyak sereh murni tidak harus diterapkan secara langsung pada tubuh,  karena dapat mengakibatkan reaksi yang bisa berbahaya. Oleh karena itu selalu dianjurkan untuk menghindarkan minyak sereh murni dari jangkauan anak.
Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan ahlil kesehatan sebelum mempergunakan minyak sereh untuk terapi pada kondisi khusus,  seperti kehamilan atau mencoba untuk hamil, menyusui dan selama pengobatan.
Sereh memiliki sifat galactagogic, yaitu yang mempromosikan pembentukan susu. Sereh juga efektif untuk melancarkan aliran menstruasi dan membantu menenangkan kram dan ketidaknyamanan saat menstruasi. Sereh juga membantu meredakan pembengkakan dan mujarab untuk varises.

BAB II        ISI
1.      PENYULINGAN
Dalam perkembangan pengolahan minyak atsiri, dikenal 3 macam metode penyulingan.
1)      Penyulingan dengan air (water distillation)
Metode penyulingan dengan air merupakan metode paling mudah dibandingkan dengan metode yang lain. Pada metode ini, bahan tanaman dimasukkan dalam ketel suling yang sudah diisi air. Dengan demikian bahan akan bercampur dengan air. Selain metode yang sederhana, bahan untuk ketel pun mudah didapat. Beberapa penyuling bahkan mengunakan drum bekas oli, minyak tanah, atau aspal untuk dijadikan ketel.
Perbandingan air dan bahan baku harus seimbang. Bahan baku yang sudah di kominusi dimasukkan dan dipadatkan. Selanjutnya, ketel ditutup rapat agar tidak ada celah untuk uap keluar.
Uanp yang dihasilkan oleh perebusan air dan bahan dialirkan melalui pipa menuju ketel kondensator yang mengandung air dingin sehingga terjadi pengembunan (kondensasi)5. Selanjutnya air dan minyak ditampung dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak ini berdasarkan perbedaan berat jenis.
Metode penyulingan ini baik untuk penyulingan bahan yang berbentuk tepung dan bunga-bungaan yang mudah membentuk gumpalan jika terkena panas tinggi. Namun karena dicampur menjadi satu, waktu penyulingan menjadi lama. Selain jumlah dan mutu minyak yang dihasikan sedikit, metode penyulingan ini juga tidak baik dipergunakan untuk bahan fraksi sabun dan bahan yang larut dalam air. Jika tidak diawasi, bahan yang akan disuling dapat hangus karena suhu pemanasan yang tinggi.
2)      Penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation)
Metode ini juga disebt dengan sistim kukus. Pada metode pengukusan ini bahan diletakkan pada piringan besi berlubang seperti ayakan yang terletak beberapa centi diatas permukaan air.
Pada prinsipnya, metode ini menggunakan uap bertekanan rendah. Dibandingkan dengan cara pertama (water distillation) perbedaanya hanya terletak pada pemisahan bahan dan air. Namun penempatan keduanya masih dalam satu ketel. Air dimasukkan kedalam ketel hingga 1/3 bagian. Lalu bahan dimasukkan kedalam ketel sampai padat dan tutup rapat.
Saat direbus dan air mendidih, uap yang terbentukakan melalui sarangan lewat lubang-lubang kecil dan melewati celah-celah bahan. Minyak atsiri yang terdapat pada bahan pun ikut bersama uap panas tersebut melalui pipa menuju ketel kondensator. Kemudian, uap air dan minyak akan mengembun dan ditampung dalam tangki pemisah. Pemisahan dilakukan berdasaran berat jenis.
Keuntungan dari metode ini adalah uap yang masuk terjadi secara merata kedalam jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 100°C. bila dibandingkan dengan penyulingan air, rendemen minyak lebih besar, mutunya lebih baik dan waktu yang digunakan lebih singkat.
3)      Penyulingan dengan uap (steam distillation)
Sistim penyulingan ini mengunakan tekanan uap yang tinggi. Uap air yang dihasilkan tekanannya lebih tinggi daripada tekanan udara luar. Air sebagai sumber uap panas terdapat dalam “boiler”4 letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Proses penyulingan uap cocok dikakukan untuk bahan tanaman seperti kayu, kulit batang maupun biji-bijian yang relatif keras.
Mula-mula penyulingan ini dipergunakan tekanan uap yang rendah (kurang lebih 1atm), kemudian lambat laun tekanan menjadi 3atm. Jika pada awal penyulingan tekanannya sudah tinggi, maka komponen kimia dalam minyak akan mengalami dekomposisi. Jika minyak dalam bahan diperkirakan sudah habis, maka tekanan uap perlu diperbesar lagi dengan tujuan menyuling komponen kimia yang bertitik didih lebih tinggi.

2.      PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI SERAI
A.  Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan adalah daun dan batang serai wangi dengan kondisi bahan (segar dan layu) dengan ketentuan segar (mulai panen sampai dua jam sesudah panen) dan layu (mulai dua jam sesudah panen sampai empat hari sesudah panen) sedangkan perlakuan bahan (utuh dan dicacah ± 2 cm) dan diperoleh dari Dusun Tukum, Desa Wonosalam, Kabupaten Jombang.
B.  Deskripsi Peralatan Penelitian
Seperangkat peralatan yang diperlukan untuk pengambilan minyak atsiri serai wangi dengan metode distilasi uap dan air dengan pemanasan microwaveadalah sebagai berikut :
1. Satu unit microwave yang digunakan sebagai pemanas. dengan dimensi panjang 50 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm serta daya output yang dihasilkan sebesar 400 W dengan frekuensi 2500 MHz.
2. Distiller yang digunakan berupa labu leher tiga yang terbuat dari kaca dengan  volume 1000 ml dan sebuah connector yang terbuat dari kaca yang berfungsi untuk menghu-bungkan distiller dengan kondensor.
3. Pembangkit steam yang terdiri dari labu leher dua yang terbuat dari kaca dengan  volume 1000 ml dan sebuah heating mantleyang digunakan untuk memanaskan air dalam labu serta sebuah connectorberupa selang karet berlapis plastik berfungsi untuk menghubungkan pembangkit steam dengan distiller.
4. Kondensor yang digunakan adalah kondensorLiebigyang berfungsi mendinginkan uap yang terbentuk menjadi liquid.
5. Corong pemisah yang digunakan untuk memisahkan minyak serai wangi dengan air.
6. Alat pengukur suhu (thermometer) yang digunakan untuk mengukur suhu pada microwave.
Rangkaian alat pada metode distilasi uap dan air dengan pemanasan microwave dengan disajikan secara lengkap pada Gambar 1.
C.  Prosedur
Untuk metode distilasi uap dan air dengan pemanasanmicrowave prosedurnya adalah sebagai berikut, mula-mula menimbang daun / batang serai wangi sebanyak 200 gram.
Memasukkan daun / batang yang telah ditimbang tersebut pada labu distilasi leher tiga dengan penambahan air sebagai pelarut. Kemudian memanaskan air pada labu leher dua untuk digunakan sebagai pembangkitsteam, proses pemanasan menggunakan  heating mantle. Menyalakan pemanas microwavedan mengatur daya microwave sesuai dengan variabel suhu dan bersamaan dengan itu diatur putaran timernya. Menghitung waktu distilasi mulai tetes pertama keluar dari condensor. Mengambil minyak tiap 20 menit dengan mengatur putaran timer  microwave. Lalu menghentikan proses setelah 120 menit. Menampung distilat dalam corong pemisah dan memisahkan minyak dari air, kemudian menampung minyak tersebut pada tabung reaksi dan di simpan dalam freezeruntuk mendapatkan minyak yang bebas dari air. Kemudian mengambil minyak yang bebas dari kandungan air tersebut lalu melakukan analisa terhadap minyak yang dihasilkan.
D.  Kondisi Operasi dan Variabel
Tekanan : atmosferik.
Massa bahan : 200 gram.
Kondisi bahan : segar dan layu
Perlakuan bahan : utuh dan dicacah ± 2 cm
Bagian bahan : daun dan bahan
Temperatur distilasi : 100 oC , 105 oC dan 110 oC
Waktu pengamatan : tiap 20 menit dari distilat pertama keluar sampai 120 menit
E.  Analisa Gas Chromatography – Mass Spectrometry (GC – MS)
Analisa yang dilakukan untuk mengetahui komponen minyak dalam penelitian ini adalah analisa GC - MS (Gas Chromatography - Mass Spectrometry). Kandungan masing-masing senyawa dalam sampel mempunyai retention timedan luas peak areayang berbeda-beda pada kromatogram sesuai dengan jenis senyawa yang dianalisa. Pengukuran dilakukan pada kondisi sebagai berikut :
- Jenis kolom HP-5MS ( Crosslinked5% Phenyl-methyl silicone)
- Suhu injektor : 250 oC
- Suhu MS : 290 oC
- Suhu Kolom Awal : 100 oC
- Suhu Kolom Akhir : 290 oC
- Waktu awal : 5 menit
- Waktu Akhir : 30 menit
- Laju kenaikan suhu : 10 °C / menit
- Solvent delay: 0,5 menit
- Carrier gas : Helium
- Pelarut : Chloroform
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Pengaruh Efek Kondisi dan Perlakuan Bahan Terhadap % Rendemen Minyak Serai Wangi
Berdasarkan Gambar 2 dan 3 terlihat bahwa terdapat kecenderungan kenaikan % rendemen minyak serai wangi seiring kenaikan waktu distilasi dan mengenai pengaruh kondisi dan perlakuan bahan baku yaitu pada daun dan batang serai wangi, kondisi bahan yang menghasilkan % rendemen besar adalah saat kondisi bahan layu dibandingkan kondisi bahan segar sedangkan untuk perlakuan bahan pada daun dan batang % rendemen besar adalah saat perlakuan bahan dicacah dibanding perlakuan bahan utuh.Jadi kondisi dan perlakuan bahan tersebut bisa meningkatkan % rendemen minyak atsiri sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa proses pelayuan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam kelenjar bahan, sehingga prosesekstraksi lebih mudah dilakukan dan pencacahan merupakan usaha untuk memperluas area penguapan dan kontak dengan air sehingga atsiri lebih mudah terekstraksi. Dari segi metode, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menghasilkan % rendemen yang besar dengan nilai 1,52 % sedangkan untuk penelitian terdahulu yaitu  hydro distillationdan  steam distillationdengan nilai masing – masing 1,14 % dan 0,942 %. Metode ini menggunakan pemanasan microwavesehingga distribusi dari panas lebih merata ke semua bagian dari labu dibandingkan dengan heateryang distribusi panasnya hanya mengenai bagian terluar dari labu, sehingga lebih efektif dalam pemanfaatan panas untuk ekstraksi minyak atsiri. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini ±2 jam untuk menghasilkan % rendemen yang tinggi dan ini adalah waktu yang efisien bila dibandingkan metode terdahulu yaitu hydro distillationdan  steam distillationyang masing-masing waktunya adalah ±6 - 7 jam dan ±4 - 7 jam.
B.  Pengaruh Efek Bagian Terhadap % Rendemen Minyak Serai Wangi
Dari Gambar 4 diatas dapat dilihat bahwa efek bagian yang menghasilkan % rendemen besar pada berbagai suhu yaitu pada bagian daun dibanding pada bagian batang. Data % rendemen pada berbagai suhu  untuk efek bagian seperti berikut yaitu pada daun untuk suhu 100   (0,53%), 105 (0,74%) dan 110  (1,05%) sedangkan pada batang untuk suhu 100  (0,42%), 105  (0,57%) dan 110  (0,75%). Hal ini sesuai literatur bahwa rendemen atsiri pada serai terbanyak ada pada daun dibanding batang.
C.  Pengaruh Efek Suhu Terhadap % Rendemen Minyak Serai Wangi
Dari Gambar 5 dan 6 terlihat bahwa % rendemen kumulatif yang besar pada bagian daun dan batang pada berbagai variabel seperti daun segar utuh, daun segar cacah, daun layu utuh, daun layu cacah, batang layu utuh dan batang layu cacah adalah saat kondisi suhu operasi 110 °C, kemudian diikuti 105 °C dan 100 °C. % Rendemen meningkat seiring kenaikan suhu operasi distilasidan hal ini karena semakin tinggi suhu maka pergerakan air lebih besar karena energi kinetik antar molekul meningkat dan kenaikan suhu dalam ketel penyuling dapat mempercepat proses difusi, sehingga dalam keadaan seperti itu seluruh minyak atsiri yang terdapat dalam jaringan tanaman akan terekstrak dalam jumlah yang lebih besar lagi.
D. Kandungan dan Komposisi Minyak Serai
Minyak serai wangi mengandung banyak komponen kimia dan tiga besar komponennya yaitu Citronellal, Citronelloldan Geraniol. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 yang menyajikan data kandungan Citronella Oil  dalam minyak serai wangi dengan  menggunakan  Gas Chromatography – Mass Spectrometry(GC – MS). Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa komponen terbesar yang terdapat pada minyak serai wangi dari identifikasi melalui Gas Chromatography – Mass Spectrometry (GC - MS) terdapat 3 komponen yang memiliki % area terbesar adalah Citronellal,  Citronelloldan Geraniol. Dari semua komponen tersebut yang menjadi standar kualitas minyak serai wangi adalah Citronellaldan % Citronellaluntuk daun segar sebesar 67,36 %, daun layu sebesar 44,92 %, batang segar sebesar 75,16 % dan batang layu sebesar 85,73 %. Dari data tersebut dapat diketahuibahwa untuk variabel daun yang mempunyai kualitas bagus adalah saat kondisi daun segar, hal ini disebabkan karena kadar air yang menutupi permukaan jaringan tidak begitu mempengaruhi dalam proses ekstraksi karena kecilnya ketebalan jaringan sedangkan untuk kondisi daun layu mempunyai kualitas yang rendah karena pada daun ketebalan jaringan sangat kecil sehingga saat terjadi proses pelayuan akan mengurangi lagi ketebalan jaringan dan atsiri banyak yang ikut teruapkan seiring waktu pelayuan. Pada batang kualitas bagus adalah saatkondisi batang layu, hal ini disebabkan karena ketebalan jaringan pada batang adalah besar sehingga saat proses pelayuan sangat membantu mengurangi ketebalan dan mengurangi kadar air yang terdapat pada kelenjar bahan sehingga saat proses ekstraksi dilakukan banyak atsiri yang terekstrak. Hasil pembacaan GC – MS pada penelitian ini menghasilkan % area Citronellayang tinggi yaitu 44,92 sampai 85,73 % , hasil ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan metode terdahulu yaitu hydro distillationdan steam distillationdengan masing – masing memiliki % area Citronellasebesar 30,58 % [4] dan 35,90 % [6]. Dari kedua bagian serai wangi tersebut, % Citronella terbesar adalah pada bagian batang dibandingkan daun. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penggunaan metode  steam and hydro distillationdengan pemanasan microwave lebih bagus dari sisi kuantitas (% rendemen lebih banyak) dan sisi kualitas (% Citronella lebih tinggi).

3.      PERDAGANGAN MINYAK ATSIRI SERAI
Syarat dan Mutu
Persyaratan ekspor Java Citronella oil yang ditetapkan oleh Pemerintah RI adalah:
1.    Syarat-syarat mutu:
a.    Warna                                           : kuning pucat sampai kuning kecoklatan
b.    Kandungan geraniol                      : minimum 85%
c.    Kandungan citronellol                   : minimum 35%
d.    Kelarutan dalam etanol 80%         : perbandingan volume 1 : 2 jernih, seterusnya sampai maksimum opalensi
e.    Alkohol tambahan                                    : negatif
f.     Minyak lemak                              : negatif
g.    Minyak pelikan                             : negatif
h.    Sisa penyulingan uap                    : maksimum 2,5%
2.    Kemasan
a.    Java Citronella oil wajib dikemas dalam drum aluminium, atau drum plat timah putih, atau drum besi dilapis cat enamel.
b.    Isi setiap drum 170 kg netto, harus diberi rongga 5-10% dari volume drum.



BAB III       PENUTUP

a.      KESIMPULAN

1.      Minyak atsiri merupakan minyak terbang (volatile), hasil metabolit sekunder dalam tumbuhan. Dapat ditemukan di akar, kulit batang, daun, bunga dan bji.
2.      Serai wangi (Cymbopogon nardus. L) merupakan salah satu jenis tanaman minyak atsiri, yang tergolong sudah berkembang. Dari hasil penyulingan daunnya diperoleh minyak serai wangi yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil.
3.      Manfaat minyak serai antara lain :
a.       Kolesterol sehat:
b.      Detoksifikasi:
c.       Anti Kanker:
d.      Mencegah infeksi akibat Staphylococcus aureus:
e.       Gangguan Perut:
f.       Gangguan Pernapasan
4.      Pada pengambilan minyak atsiri dari daun dan batang serai wangi (Cymbopogon winterianus) menggunakan metode distilasi uap dan air dengan pemanasan microwave dihasilkan % rendemen sebesar 1,52 % dan lebih tinggi bila dibanding penelitian terdahulu yaitu hydro distillation dan steam distillation dengan masing-masing % rendemen sebesar 1, 14 % dan 0,942 %.
5.      Pengaruh kondisi bahan dari daun dan batang serai wangi yang menghasilkan % rendemen yang tinggi adalah saatkondisi bahan layu dibandingkan segar dan kualitas tinggi pada daun adalah saat kondisi daun segar.
6.      Pengaruh perlakuan bahan dari daun dan batang serai wangi yang menghasilkan % rendemen yang tinggi adalah saat kondisi bahan dicacah (􀵇 2cm) dibandingkan utuh.
7.      Pengaruh bagian dari serai wangi yang menghasilkan % rendemen yang tinggi adalah pada bagian daun sedangkan kualitas Citronella oil yang tinggi adalah pada bagian batang. % Citronella serai wangi pada daun segar sebesar 67,36 %, daun layu sebesar 44,92 %, batang segar 75,16 % dan batang layu 85,73 % .
8.      Kenaikan suhu operasi distilasi akan menyebabkan kenaikan % rendemen yang didapatkan.


b.      SARAN
Kami berharap agar dilaksanakan praktek penyulingan minyak atsiri ini di sekolah, bukan hanya membuat makalahnya saja tetapi dapat mempraktekkannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://nungkisyalalala.blogspot.co.id/2011/12/minyak-serai-wangi-sebagai-minyak.html

1 komentar:

  1. omgggggg.artikelnya sangat bermanfaat. semoga menjadi amal jariyah buat kakak-kakak

    BalasHapus