TUGAS PENANGANAN
BAHAN HASIL PERTANIAN
“PENANGANAN
PASCA PANEN
TELUR
DAN HASIL OLAHANNYA”
TELUR
Telur merupakan makanan bergizi
tinggi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan sumber protein, asam
lemak, vitamn, dan mineral. Nilai gizi satu telur hampir sebanding dengan nilai
gizi setengah gelas susu.
Berdasarkan kesegarannya, telur utuh
dibedakan menjadi dua macam, yaitu telur segar secara biologis dan telur segar
secara komersial. Telur segar secara biologis yaitu telur yang baru ditelurkan
oleh induk ayam, sedangkan telur segar komersial merupakan telur yang disimpan
dengan baik dan masih dapat dikonsumsi sampai penyimpanan 2 – 3 minggu.
Penurunan Mutu Telur
Selama disimpan, telur akan banyak
mengalami perubahan dan berakibat pada penurunan kualitas. Menurut Buckle et
al., perubahan-perubahan yang terjadi selama penyimpanan telur utuh adalah
1) Berkurangnya berat, terutama
disebabkan karena hilangk=nya air dari albumen (putih telur), tetapi sebagian
juga karena kehilangan CO2, NH3, N2, dan H2S;
2) Pertambahan ukuran ruang udara,
karena air hilang, volume ruang udara menjadi bertambah;
3) Penurunan berat jenis, karena
bertambah besarnya ruang udara;
4) Bercak-bercak pada permukaan kulit
telur/cangkang, karena penyebaran air yang tidak merata;
5) Penurunan jumlah putoh telur tebal,
karena serat glikoprotein ovumucin pecah;
6) Penambahan ukuran kuning telur karena
perpindahan air dari albumen ke kuning telur sebagai akibat perbedaan tekanan
osmose;
7) Perubahan cita rasa
8) Kehilangan karbon dioksida
9) Kenaikan pH, terutama dalam albumen
yang meningkat dari kira-kira pH 7 – 10 atau 11, sebagai akibat hilangnya O2.
Pemilihan Telur Segar
Yang Baik
Kualitas telur utuh dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu kualitas eksterior (luar) dan interior (dalam).
Kualitas eksterior mencakup kebersihan cangkang, keutuhan cangkang, bentuk dan
tekstur cangkang, dan warna cangkang. Sedangkan kualitas interior meliputi
letak rongga udara, keadaan putih telur dan keadaan kuning telur.
Untuk memilih telur segar yang baik,
sekurang-kurangnya perlu memperhatikan kualitas eksterior, meliputi : cangkang
harus bersih, tidak retak atau pecah, licin dan mulus, warna cangkang sesuai
dengan selera konsumen. Sedangkan kualitas interior dikatakan baik jika rongga
udara kecil, letak normal putih telur kelihatan cerah dan menatap, kuning telur
terpusat dan tidak terdapat noda, batas bayangan kabur.
Kualitas telur utuh dapat dilakukan
dengan cara candling, yaitu dengan meletakkan telur dalam jalur sorotan sinar
yang kuat sehingga memungkinkan pemeriksaan bagian dalam dengan candling.
Penanganan
Dari produsen ke konsumen, pada
umumnya telur telah mengalami beberapa kali penyimpanan. Akibat langsung dengan
adanya penyimpanan yang kurang baik ialah terjadinya perubahan isi telur.
Mengingat hal tersebut, perlu kiranya dilakukan suatu perawatan dan penanganan,
sehingga tetap diperoleh kualitas yang optimal.
Beberapa hal yang perlu dilakukan
dalam perawatan dan penanganan telur adalah sebagai berikut.
1. Menjaga kebersihan
Pada saat ditelurkan, pada umumnya
telur masih bersih asalkan dipelihara dengan baik. Pemeliharaan ini meliputi
kebersihan alas kandangt atau tempat bertelur, kebersihan peralatan penympul
telur, kebersohan tangan, pemisahan telur yang retak dengan telur yang utuh.
2. Pengumpulan telur
Pengumpulan telur dilakukan dengan
hati-hati, dimasukkan ke dalam kotak pengumpul telur atau anyaman kawat. Selain
itu, telur dimaasukkan ke dalam tempat yang sejuk dengan maksud untuk
menghindari kontaminasi dari telur dan penguapan CO2 yang berlebih
sehingga akan merusak telur.
3. Pendinginan
Kualitas isi telur amat dipengaruhi oleh
suhu sekitarnya, oleh karena itu langkah yang harus dilakukan ialah
mendingingkan telur secepat mungkin
dengan jalan menyimpan dalam ruangan bersuhu 0 dan diatur kelembabannya (85%-90%) atau
penyimpanan dalam ruangan dingin dengan cara ruangan tempat telur disemprotkan
gas CO2.
4. Kamar
pendingin (“holding room”)
Kamar
pendingin dan penyimpan telur harus dipelihara atau diatur suhunyya antara
10-13.
Penggunaan kamar pendingin sebaiknya untuk jumlah telur yang banyak. Kamar
pendingin harus memiliki persyaratan antara lain dapat memb=uat banyak telur
tanpa berdesakan dan lantai mudah dibersihkan, antara telur dengan dinding dan
atap kamar diberi penyekat, kamar penaruh telur harus bebas dari bau-bauan dan
sering dibersihkan.
5. Pencucian
Telur-telur
yang tee=rdapat di tempat peternakan besar, biasanya dicuci dan dijaga
kesehatannya dengan alat pencuci mekanis. Sebaiknya telur harus segera dicuci
stelah pengumpulan selesai. Pencucian menggunakan bahan-bahan kimiawi, dan
dilakukan menggunakan tangan, menggunakan kapas yang dibah=sahi bahan pencuci
dan digosokkan pelan-pelan.
6. Penyimpanan
Telur
yang diawetkan, disimpan dengan cara dibawah ini.
a.
Telur bersih ditaruh dalam tempat
telur dan juga bisa ditaruh dalam keranjang yang berlubang;
b.
Penempatan telur dengan jalan bagian
yang tumpul terletak di atas;
c.
Ruangan penyimpanan dihindarkan dari
segala macam bau-bauan;
d.
Keranjang atau susunan tray
sebaiknya disimpan dalam ruangan dingin (0-15)
dan kelembaban 85%. Dengan cara ini, daya simpan telur mencapai 3 – 4 bulan.
Penanganan
pascapanen telur konsumsi mempunyai tiga tujuan pokok yaitu siap untuk dipasarkan, terjaga kesegaran
dan keawetannya, serta aman dan utuh selama menunggu angkutan dan selama
pemasaran. Penanganan pascapanen telur konsumsi utuh meliputi terutama sortasi, pencucian, pengemasan,
penyimpanan, transportasi. Tahap atau macam cara penanganan pasca panen
telur konsumsi tergantung pada skala usaha dan jalur pemasarannya. Pada telur
ayam ras petelur, penanganan pascapanennya paling intensif. Sortasi telur
konsumsi dilakukan melalui dua tahap, pertama untuk memisahkan telur cacat dan
rusak, kedua untuk memisahkan telur menurut kelas mutunya. Pencucian telur
hanya dilakukan pada telur yang kotor permukaannya, terutama pada telur itik
yang selalu kotor karena kandangnya yang basah. Telur ayam yang sudah bersih
tidak dicuci, karena pencucian bahkan lebih merusak telur. Penyimpanan telur
konsumsi dilakukan selama menunggu angkutan atau selama pemasaran. Penyimpanan
telur konsumsi yang utuh dan segar biasanya dilakukan pada suhu rendah dengan
kelembaban tinggi. Telur konsumsi yang disimpan atau dipasarkan biasanya
dikemas, baik secara kemasan eceran dengan nampan telur (egg tray), maupun
secara kemasan partai dengan kotak kayu atau keranjang. Transportasi telur
konsumsi diperlukan selama melewati jalur pemasaran dimulai dari peternak ke
pedagang, dari daerah produsen ke daerah konsumen, dan dari grosir ke para
pengecer. Selama penanganan pascapanen, telur dapat mengalami penurunan mutu
atau kerusakan produk. Karenanya diperlukan pengelolaan pelaksanaan penanganan
pascapanen yang tepat.
SEMOGA BERMANFAAT :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar