Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang
menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Sedangkan Pengemasan bahan pangan
merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan
pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum diolah maupun yang telah
mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen dengan “selamat”, secara
kuantitas maupun kualitas.
Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah
atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya
pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,
benturan, getaran). Di
samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahanatau produk industri agar
mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi
wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli.
Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam
perencanaannya.
Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia
mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan
secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah
yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di bidang pascapanen, sudah
banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk
pertanian. Temuan kemasan baru dan berbagai
inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pertanian, dan hal
ini secara pasti menggeser metode pengemasan tradisional yang sudah ada sejak
lama di Indonesia.
Tujuan Pengemasan
·
Membuat umur
simpan bahan pangan menjadi panjang.
·
Menyelamatkan
produksi bahan pangan yang berlimpah.
·
Mencegah
rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan.
·
Menjaga dan
menjamin tingkat kesehatan bahan pangan.
·
Memudahkan
distribusi/ pengangkutan bahan pangan.
·
Mendukung
perkembangan makanan siap saji.
·
Menambah
estetika dan nilai jual bahan pangan.
Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan itu, yaitu :
·
Bahan
pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu.
·
Metode atau
teknik Pengemasan bahan pangan harus tepat.
·
Pola
distribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik.
1. Untuk wadah utama (pengemas yang
berhubungan langsung dengan bahan pangan) :
·
Kaleng/logam
·
Botol/gelas
·
Plastik
·
Kertas
·
Kain
·
Kulit, daun,
gerabah, bambu, dll
2. Untuk wadah luar (pelindung wadah utama selama
distribusi, penjualan, atau penyimpanan) :
·
Kayu
·
Karton
Kain Blacu
Kain Blacu
·
Digunakan
untuk mengemas bahan pangan tepung, seperti tepung terigu atau tepung tapioka.
Dibuat dalam bentuk kantung-kantung yang berkapasitas 10 – 50 kg.
·
Kelebihannya
adalah tidak mudah sobek/ kuat kainnya, flesibel, mudah dicetak dan murah
harganya.
·
Kelemahannya
: memiliki permiabilitas udara yang jelek dan tidak kedap air.
Kertas
·
Kertas
“greaseproof” : dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin,
daging, kopi, dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan
terhadap perembesan lemak.
·
Kertas
“glassine” : dibuat 80% dari kertas greaseproof namun memiliki ketahanan
terhadap udara dan lemak yang kuat, permukaanya halus, serta mengkilat. Sering
digunakan untuk mengemas roti yang berkadar lemak tinggi.
·
Kertas
“kraft” : kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang berasal
dari Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas Glassine,
sehingga bahan pangan yang dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering
lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin. Kertas ini biasanya digunakan
untuk mengemas keju di Negara-negara eropa.
Gelas
·
Terbuat dari
campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina.
·
Bersifat
inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan)
·
Kuat (tahan
terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu)
·
Transparan
(bentuk dan warna bahan pangan dapat dilihat).
·
Kelemahannya
adalah mudah pecah, tidak dapat digunakan untuk bahan pangan yang peka terhadap
sinar.
·
Agar tidak
mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi dengan lilin (wax) dan
silika yang halus.
Metal / Logam
·
Bahan yang
sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium.
·
Tin plate
adalah wadah yang terbuat dari baja yang dilapisi timah putih yang tipis,
bagian dalamnya juga dilapisi dengan lapisan email.
·
Lapisan
email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin. Fungsi email
adalah untuk mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal dengan bahan
pangan. Misal email fenolik digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan
dan daging.
Aluminium
·
Aluminium
memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat yang lebih
ringan dibanding baja.
·
Aluminium
juga mudah dibentuk sesuai keinginan.
·
Aluminium
lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium oksida.
·
Kelemahan
aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar disolder
sehingga sambungan kemasan tidak benar-benar rapat.
Plastik
Penggunaan plastik dalam pengemasan
sebenarnya sangat terbatas tergantung dari jenis makanannya. elemahan plastik
adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik masih bisa ditembus udara
melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam
kemasan ketika suhu turun.
Jenis plastik yang digunakan dalam
pengemasan antara lain : polietilen, cellophan, polivinilklorida (PVC),
polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen, poliester, poliamida, dan
polietilentereptalat (PET).
·
Polietilen :
adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan memiliki beberapa varian
antara lain : Low Density Polyetilene (LDPE), High Density Polyetilene (HDPE),
dan Polietelentereptalat (PET). Polietilen memiliki sifat kuat bergantung
variannya, transparan, dan dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat
kantong plastik.
·
Cellophan :
sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi. Cellophan dapat
dipergunakan untuk membungkus sayuran, daging, dan beberapa jenis roti.
Cellophan yang dilapisi nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan terhadap uap
air, fleksibel, dan mudah direkatkan dengan pemanasan. Cellophan yang dilapisi
PVDC tahan terhadap uap air dan kedap oksigen sehingga baik untuk mengemas
makanan yang mengandung minyak atau lemak.
·
Polivinilklorida
(PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki kelemahan yaitu dapat berkerut
(Shrinkable) dan sering digunakan untuk mengemas daging atau keju.
·
Polivinildienaklorida
(PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan terhadap uap air dan transmisi udara.
Sering dugunakan dalam pengemasan keju dan buah-buahan yang dikeringkan.
Edible film
Edible film adalah bahan pengemas
organik yang dapat dimakan sekaligus dengan bahan pangan yang dikemasnya, biasa
terbuat dari senyawa polisakarida dan turunan lemak. ahan yang digunakan antara
lain polisakarida yang berasal dari rumput laut (agarose, karaginan, dan
alginat), polisakarida pati, amilosa film, gelatin, gum arabik, dan turunan
monogliserida. Contoh pengemasan edible film adalah pada sosis, permen, kapsul
minyak ikan, sari buah dan lain-lain.
Karton
Karton sebenarnya merupakan bagian
dari kertas namun lebih sering berfungsi sebagai wadah luar atau sebagai
penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan pangan agar lebih kuat, dan rigid.
arton memiliki kelebihan antara lain elastisitas lebih baik dibanding kayu,
dapat dicetak pada permukaannya, dapat dikerjakan secara masinal, pemakaiannya
mudah, dan dapat dilipat sehingga tidak memerlukan ruang luas.
Bahan Pengemas Tradisional
Cara mengemas
|
Bahan kemasan
|
Menggulung
|
Daun pisang
Daun bambu Daun/kelobot jagung |
Merobek
|
Daun pisang
Daun jambu |
Membalut dengan pembalut
|
Daun pisang
Daun kelapa |
Menganyam
|
Daun kelapa
|
Daun
Digunakan secara luas, bersifat aman
dan bio-degradable, yang biasanya berupa daun pisang, daun jati, daun bambu,
daun jagung dan daun palem. Lebih aman digunakan dalam proses pemanasan
dibanding plastik.
Gerabah
Digunakan sejak zaman dahulu, aman
bagi bahan pangan asal tidak mengandung timbal. Gerabah yang diglasir bersifat
kedap air, kedap udara, mampu menghambat mikrobia, dan bersifat dingin sehingga
cocok untuk mengemas bahan pangan seperti saus, madu, anggur, minyak,
curd/dadih dll.
Mengatur interaksi antara bahan pangan dengan
lingkungan sekitar, sehingga menguntungkan bagi bahan pangan, dan menguntungkan
bagi manusia yang mengkonsumsi bahan pangan.
Ñ Memiliki permeabilitas (kemampuan melewatkan) udara
yang sesuai dengan jenis bahan pangan yang akan dikemas.
Ñ Harus bersifat tidak beracun dan inert (tidak bereaksi
dengan bahan pangan).
Ñ Harus kedap air.
Ñ Tahan panas.
Ñ Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif
murah.
Ñ Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan
dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.
Ñ Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari
luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau
asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
Ñ Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam
hal ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan
keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.
Ñ Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi
keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
Ñ Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan
norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar